Minggu, 17 November 2024

Tahapan Proses Produksi Industri

                                            Tahapan Proses Produksi Industri


Tahapan proses produksi industri adalah suatu rangkaian yang dilakukan untuk menghasilkan suatu barang produksi. Dalam proses produksi, terdapat beberapa tahapan yang perlu diperhatikan

Adanya tahapan proses produksi industri ini dilakukan dengan tujuan tertentu. Salah satunya adalah menghasilkan produk berkualitas dan memperoleh keuntungan yang maksimal dari produk yang dihasilkan.


Mengenal Tahapan Proses Produksi Industri beserta Tujuannya

Mengutip buku berjudul Kewirausahaan, Dr .Ir .Ahmad Tohardi,S.Pt., M.M. ,IPM. (2021: 214), produksi dalam arti sempit didefinisikan sebagai sebagian kegiatan yang menghasilkan barang baik barang jadi maupun barang setengah jadi, bahan-bahan industry bahan suku cadang.

Sedangkan secara ekonomi, kegiatan produksi adalah kegiatan yang menyangkut usaha untuk menciptakan dan menambah kegunaan yang sudah berubah bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikannya. Dalam kegiatan produksi ini, terdapat berbagai tahapan yang perlu dilalui seorang produsen.

Dikutip dari buku berjudul Manajemen Produksi & Operasi, Abdurrozzaq Hasibuan, dkk (2023: 26), dalam proses produksi industri terdapat dapat melibatkan beberapa macam tahapan tergantung dengan jenis produksi yang diproduksi, jenis industri, atau sektor ekonomi yang terlibat.

Secara umum, berikut ini adalah beberapa tahapan proses produksi industri.

1. Tahap Perencanaan dan Perancangan

Dalam tahap ini dilakukan penyusunan rencana dan menentukan apa yang akan diproduksi, bagaimana proses produksi akan dilakukan hingga jumlah barang yang akan diproduksi.

2. Tahap Pengadaan Bahan Baku

Dalam tahap ini, perlu dilakukan pemilihan, pembelian, dan penerimaan bahan baku yang dibutuhkan untuk mendukung proses produksi suatu produk.

3. Tahapan Pengolahan

Tahap ini dilakukan untuk mengubah bahan mentah menjadi bentuk dan produk yang lebih bernilai.

4. Tahap Pengujian

Tahapan ini dilakukan untuk memastikan apakah produk sudah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan sebelum dipasarkan atau digunakan.

5. Tahap Pengendalian Kualitas

Langkah ini dilakukan untuk memastikan apakah produk telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan sehingga kecacatan atau ketidaksesuaian produksi dapat dihindari.

6. Tahap Pengemasan

Dalam tahap ini, produk diberi lapisan kemasan agar produk terlindungi dari kerusakan selama distribusi dan memberikan informasi terkait produk yang dibutuhkan konsumen.

Adanya tahapan proses produksi bertujuan untuk menambahkan nilai terhadap barang yang diproduksi sehingga produsen memperoleh keuntungan yang maksimal.

Selain itu, proses produksi dilakukan untuk menggantikan barang yang sudah tidak dapat digunakan baik itu karena rusak atau kadaluarsa.

 

Jumat, 15 November 2024

IMPROVEMENT DI INDUSTRI MANUFAKTUR

                            IMPROVEMENT DI INDUSTRI MANUFAKTUR


Peningkatan di industri manufaktur adalah upaya untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas produk, serta mengurangi biaya dan pemborosan. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan proses di industri manufaktur: 

·         Peningkatan berkelanjutan: Proses strategis untuk secara berkala mengidentifikasi, menganalisis, dan menerapkan penyempurnaan pada alur kerja dan produk. Pendekatan ini dilakukan dengan langkah-langkah kecil dan bertahap. 

·        Peningkatan berdasarkan desain: Teknik yang menyederhanakan produk sejak tahap desain agar lebih mudah dibuat. 

·     Teknologi canggih: Penggunaan software ERP untuk mengotomatiskan berbagai aktivitas dalam manajemen rantai pasokan. 

·          Peningkatan digital: Penggunaan jalur digital untuk memantau kinerja tim, mengidentifikasi sumber daya yang paling penting, dan mendapatkan data waktu nyata. 

·           Teknik perbaikan proses: Teknik seperti lean manufacturing, Kanban, Six Sigma, dan Kaizen. 

·           Metode 5S: Metode untuk mengurangi cost operasional. 

·    Agile Manufacturing: Penerapan metode Agile Manufacturing (Merespon perubahan pasar dan pelanggan secara cepat)

·     SaaS: Adopsi SaaS untuk meningkatkan efisiensi operasional . SaaS juga disebut sebagai layanan aplikasi Cloud (Software as a Service) Perangkat lunak yang dijadikan layanan online) .

Manajemen Rantai Pasok

                                                               Rantai Pasok



Rantai pasok adalah serangkaian proses bisnis yang menghubungkan berbagai pihak untuk menghasilkan, mengolah, dan mendistribusikan produk kepada konsumen. Rantai pasok mencakup berbagai langkah, seperti: Pengadaan bahan baku, Pemindahan bahan baku ke produksi, Pengangkutan produk jadi ke pusat distribusi, Penjualan produk. 

Rantai pasok melibatkan berbagai pihak, seperti:

Pemasok, Pusat manufaktur, Gudang, Pusat distribusi, Sistem transportasi, Retail outlet, Konsumen. 

Manfaat rantai pasok, antara lain: 

Mengurangi biaya operasional, Meningkatkan kepuasan pelanggan, Membantu mengelola risiko, Meningkatkan pendapatan, Pemanfaatan aset yang semakin tinggi. 

Manajemen rantai pasok adalah disiplin ilmu yang terkait dengan pengelolaan aktivitas yang melibatkan penyampaian produk dari bahan baku hingga ke tangan pelanggan. 

Rantai pasok atau rantai suplai (bahasa Inggrissupply chain) adalah sebuah sistem rangkaian kegiatan yang meliputi koordinasi, penjadwalan dan pengendalian yang terdiri atas organisasisumber daya manusia, aktivitas, informasi, dan sumber daya lainnya terhadap pengadaanproduksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa dari suatu pemasok kepada pelanggan. Badan usaha yang melaksanakan fungsi pasokan pada umumnya terdiri dari manufaktur, penyedia layanan jasa, distributor, dan saluran penjualan (seperti: pedagang eceranperdagangan elektronik, dan pelanggan (pengguna akhir). Aktivitas rantai pasok (rantai nilai dan proses siklus hidup) mengubah bahan baku dan bahan pendukung menjadi sebuah barang jadi yang dapat dikirimkan kepada pelanggan pengguna akhir. Rantai pasok menghubungkan rantai nilai.

Ada berbagai jenis model rantai pasok, yang masing-masing menghubungkan mulai dari sisi hulu hingga hilir. Tujuan utama manajemen rantai pasok adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan melalui penggunaan sumber daya yang pailng efisien, termasuk kapasitas distribusi, persediaan, dan sumber daya manusia. Beberapa perusahaan memilih untuk mengalihdayakan manajemen rantai pasok mereka dengan bekerja sama dengan penyedia jasa logistik pihak ketiga.

Supply Chain atau Rantai pasok adalah adalah serangkaian proses bisnis yang menghubungkan beberapa aktor untuk peningkatan nilai tambah bahan baku/produk dan mendistribusikannya kepada konsumen. Perlu dilihat bahwa tujuan utama rantai pasok adalah dalam hal peningkatan nilai tambah. Sehingga, setiap aktor dalam jaringan rantai pasok akan memberikan sumbangsih berupa input atau proses spesifik yang dapat meningkatkan nilai suatu produk.


Rantai pasok secara luas tidak hanya dalam hal peningkatan nilai tambah, tetapi juga untuk memenuhi permintaan konsumen, peningkatan daya saing, peningkatan keuntungan, dan membangun relasi yang baik antar aktor dalam rantai pasok (Chauhan dan Proth 2005; Yao et al. 2008). Sehingga, tidak benar jika rantai pasok hanya mementingkan pabrik atau proses produksi saja, tetapi terdapat komponen lain yang harus diperhatikan, salah satunya adalah membangun koordinasi dan kolaborasi dengan aktor lain di sepanjang rantai pasok.


Secara lebih khusus, Chopra dan Meindl (2013) mendefinisikan rantai pasok tidak hanya terbatas pada pabrik dan pemasok saja, tetapi juga perlu melihat kondisi distributor, penggudangan, retailers bahkan perlu melihat kebutuhan konsumen. Tentu konsep ini mengantarkan kita kepada ruang lingkup pembahasan rantai pasok.

Untuk memudahkan kita, ruang lingkup rantai pasok dapat dirujuk dari Ballou (2007) yang mendefinisikan ruang lingkup rantai pasok disusun atas aspek berikut: Logistic, Strategic Planning, Information Technology dan Marketing and Finance.

Rantai pasok atau supply chain adalah serangkaian proses bisnis yang menghubungkan beberapa aktor untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku atau produk dan mendistribusikannya kepada konsumen. 

Rantai pasok mencakup beberapa elemen, seperti:

Pemasok, Pusat manufaktur, Gudang, Pusat distribusi, Sistem transportasi, Retail outlet, Konsumen. Manajemen rantai pasok atau supply chain management (SCM) adalah pengelolaan seluruh alur produksi barang, informasi, atau jasa. Tujuannya adalah mengoptimalkan seluruh proses rantai pasok. 

Beberapa manfaat dari SCM, antara lain:

·      *    Kepuasan konsumen

·      *    Meningkatkan pendapatan

·      *    Menurunkan biaya

·      *    Pemanfaatan aset tinggi

·      *     Peningkatan laba

·      *     Perusahaan semakin besar  


        Daftar Pustaka

    Ballou, R. H. (2007). The evolution and future of logistics and supply chain management. European Business Review. 19(4): 332–348. doi:10.1108/09555340710760152



 


Senin, 14 Oktober 2024

Leadership Management di Perusahaan

                                                  Leadership Management di Perusahaan

 


Leadership management atau manajemen kepemimpinan menjadi faktor penting dalam memimpin sebuah perusahaan agar mencapai kesuksesan. Seorang pemimpin yang efektif mampu menginspirasi dan memotivasi anggota tim untuk bekerja dengan lebih baik dan mencapai tujuan organisasi. Namun, melaksanakan leadership management bukanlah hal yang mudah dilakukan. Perlu adanya pemahaman konsep yang cukup serta penerapan yang tepat agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi perusahaan. GreatDay HR  membahas secara lengkap tentang pengertian leadership management, fungsinya, dan cara penerapannya di perusahaan. 

Tentang leadership management

Leadership management atau manajemen kepemimpinan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang dalam mengarahkan, memimpin, dan mengatur sumber daya yang ada di dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam manajemen kepemimpinan, seorang pemimpin dituntut untuk memiliki kemampuan untuk memimpin, mengambil keputusan, mengembangkan strategi, dan memotivasi timnya untuk mencapai tujuan organisasi.

Perbedaan utama antara manajemen dan kepemimpinan adalah dalam pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan. Manajemen lebih berkaitan dengan organisasi dan kontrol, sedangkan kepemimpinan lebih berkaitan dengan inspirasi dan pengarahan. Kepemimpinan juga mencakup kemampuan untuk mengembangkan visi dan misi organisasi, mengidentifikasi dan memotivasi individu, serta membangun tim yang efektif.

Manajemen kepemimpinan melibatkan berbagai elemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Pemimpin yang baik harus dapat mengelola sumber daya secara efektif dan efisien, termasuk sumber daya manusia, finansial, dan materiil. Selain itu, seorang pemimpin juga harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif, mengidentifikasi masalah, dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Dalam organisasi modern, manajemen kepemimpinan menjadi sangat penting karena berbagai tantangan yang dihadapi organisasi yang semakin kompleks dan dinamis. Seorang pemimpin yang efektif harus dapat mengadaptasi diri dengan cepat terhadap perubahan, memotivasi tim, dan memimpin dengan visi dan misi yang jelas.

Fungsi leadership management

Fungsi manajemen kepemimpinan atau leadership management meliputi beberapa aspek yang berkaitan dengan mengelola organisasi dan memimpin tim. Berikut adalah beberapa fungsi penting dari manajemen kepemimpinan:

1. Mengembangkan strategi

Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mengembangkan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi harus sesuai dengan visi dan misi perusahaan serta mengakomodasi faktor-faktor eksternal seperti persaingan, pasar, dan regulasi.

2. Mengambil keputusan yang tepat

Seorang pemimpin harus dapat mengambil keputusan yang tepat dalam berbagai situasi yang dihadapi. Keputusan harus berdasarkan pada analisis data dan informasi yang akurat serta mempertimbangkan dampak jangka panjang.

3. Mengatur sumber daya

Seorang pemimpin harus dapat mengatur sumber daya yang ada dengan baik, termasuk sumber daya manusia, finansial, dan materiil. Sumber daya harus digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.

4. Memotivasi tim

Seorang pemimpin harus dapat memotivasi tim untuk mencapai tujuan organisasi. Ini melibatkan membangun hubungan yang baik dengan karyawan, memberikan dukungan dan bimbingan, serta memberikan penghargaan dan pengakuan atas kerja keras mereka.

5. Mampu mengidentifikasi masalah

Seorang pemimpin harus dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam organisasi dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya. Ini melibatkan kemampuan untuk menganalisis situasi dengan baik dan mencari solusi yang tepat.

6. Berkomunikasi dengan efektif

Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif dengan semua anggota tim. Ini termasuk memberikan arahan, memberikan umpan balik, dan memastikan bahwa semua orang memahami visi dan misi organisasi.

7. Membangun hubungan yang baik

Seorang pemimpin harus dapat membangun hubungan yang baik dengan berbagai pihak, termasuk karyawan, pelanggan, mitra bisnis, dan masyarakat. Hubungan yang baik dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan dengan lebih efektif.


Cara menerapkan leadership management di perusahaan

Berikut adalah beberapa cara yang dapat diterapkan untuk mengembangkan manajemen kepemimpinan yang efektif di perusahaan:

1. Memiliki visi dan misi yang jelas

Visi dan misi adalah fondasi dari setiap perusahaan. Sebuah visi harus menggambarkan arah yang jelas yang ingin dicapai oleh perusahaan di masa depan. Sedangkan, misi menjelaskan mengapa perusahaan ada dan apa tujuan utamanya. Seorang pemimpin yang efektif harus memiliki visi dan misi yang jelas untuk perusahaannya dan memastikan bahwa setiap anggota tim memahami dan berkomitmen untuk mencapai tujuan tersebut. Visi dan misi harus diintegrasikan ke dalam keputusan dan tindakan sehari-hari.

2. Mengembangkan strategi yang tepat

Setelah memiliki visi dan misi yang jelas, seorang pemimpin harus mengembangkan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi harus mencakup aspek-aspek seperti pengembangan produk, pemasaran, operasional, dan keuangan. Strategi harus disesuaikan dengan pasar dan lingkungan bisnis yang terus berubah.

3. Membangun tim yang kuat

Tim yang kuat adalah kunci untuk mencapai tujuan organisasi. Seorang pemimpin harus mampu membangun tim yang kuat dengan keterampilan yang tepat dan berkomitmen untuk mencapai tujuan organisasi. Ini melibatkan rekrutmen, pengembangan, dan retensi karyawan yang efektif. Seorang pemimpin harus memastikan bahwa setiap anggota tim memiliki peran yang jelas dan memahami tugas yang harus dilakukan.

4. Memberikan arahan yang jelas

Seorang pemimpin harus memberikan arahan yang jelas dan terukur kepada anggota tim. Ini termasuk memastikan bahwa semua orang memahami tujuan organisasi, tugas yang harus dilakukan, dan tanggung jawab masing-masing. Seorang pemimpin harus memberikan arahan yang jelas dan konkret agar anggota tim dapat bekerja dengan fokus dan tahu apa yang diharapkan dari mereka.

5. Memberikan umpan balik secara teratur

Seorang pemimpin harus memberikan umpan balik secara teratur kepada anggota tim untuk membantu mereka memperbaiki kinerja dan mencapai tujuan organisasi. Umpan balik yang tepat dapat membantu meningkatkan motivasi dan kinerja anggota tim. Seorang pemimpin harus mampu memberikan umpan balik secara konstruktif dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan yang spesifik.

6. Memotivasi tim

Seorang pemimpin harus mampu memotivasi anggota tim untuk mencapai tujuan organisasi. Ini melibatkan memberikan dukungan, pengakuan, dan insentif yang tepat kepada karyawan. Seorang pemimpin harus memastikan bahwa setiap anggota tim merasa dihargai dan diakui atas kontribusinya terhadap perusahaan.

7. Mengembangkan kemampuan kepemimpinan

Seorang pemimpin harus selalu berusaha untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan yang lebih baik, seperti keterampilan komunikasi, manajemen waktu, dan manajemen konflik. Kepemimpinan yang efektif dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Seorang pemimpin harus terus belajar dan mencari umpan balik dari anggota tim dan pihak lain untuk memperbaiki kinerjanya sebagai seorang pemimpin.

8. Menerapkan prinsip-prinsip etika dan integritas

Seorang pemimpin harus menerapkan prinsip-prinsip etika dan integritas dalam setiap keputusan dan tindakan. Ini mencakup prinsip-prinsip seperti kejujuran, tanggung jawab, dan transparansi. Seorang pemimpin yang memiliki integritas dapat membangun kepercayaan dan kredibilitas di antara anggota tim dan pelanggan.

9. Mampu beradaptasi dengan perubahan

Lingkungan bisnis terus berubah dan sebuah perusahaan harus mampu beradaptasi untuk tetap bersaing. Seorang pemimpin harus mampu mengidentifikasi perubahan dan mengembangkan strategi untuk mengatasi perubahan tersebut. Seorang pemimpin harus mendorong anggota tim untuk beradaptasi dengan perubahan dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk mengatasi tantangan.

10. Memiliki pemikiran inovatif

Pemikiran inovatif dan kreatif dapat membantu perusahaan untuk terus maju dan berkembang. Seorang pemimpin harus mendorong dan memberikan kesempatan untuk anggota tim untuk berinovasi dan berkreasi. Pemimpin juga harus memiliki pemikiran inovatif dalam mengembangkan strategi bisnis dan menghadapi tantangan yang dihadapi perusahaan.

Dalam menerapkan leadership management di perusahaan, seorang pemimpin harus memiliki kesabaran dan konsistensi dalam melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan. Kepemimpinan yang efektif membutuhkan waktu, upaya, dan dedikasi yang konsisten untuk mencapai tujuan organisasi yang jelas

 

Daftar Pustaka 

Neuschel P. Robert, 2008. The Servant Leader: Pemimpin Yang Melayani. Jakarta: Akademia

Adair, John, 2008. Kepemimpinan yang memotivasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.


FUNGSI MANAJEMEN

 FUNGSI MANAJEMEN



Fungsi manajemen adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan di bidang manajemen, yang saling terkait dan bekerja bersama untuk memastikan keberhasilan organisasi. Beberapa fungsi manajemen yang penting, di antaranya: 


·         1. Perencanaan (planning): Fungsi yang paling penting dan mendasar dalam manajemen. Perencanaan yang baik membantu organisasi mencapai tujuannya dengan lebih efisien dan efektif. 

            Menurutnya, fungsi perencanaan dalam manajemen melibatkan proses menentukan tujuan serta langkah-langkah strategis untuk meraih tujuan tersebut. Hal tersebut sejalan dengan fungsi manajemen menurut George R. Terry. Menurut George R. Terry, fungsi perencanaan dalam manajemen dijalankan dengan menentukan action plan yang dibutuhkan demi meraih tujuan. Lebih spesifik, Terry menyebutkan bahwa fungsi planning dalam manajemen sebaiknya juga melibatkan pemeliharaan operasional perusahaan. Hal itu ditujukan untuk menyempurnakan tujuan perusahaan supaya terintegrasi dengan rencana-rencana lain. 

·         2. Pengorganisasian (organizing): Salah satu fungsi manajemen yang penting. 

       Bagi Fayol, fungsi pengorganisasian dalam manajemen meliputi pengalokasian sumber daya, pemberian perintah, serta pengaturan aktivitas bisnis yang terkoordinir supaya rencana yang ditetapkan bisa terlaksana. Fayol kemudian menjabarkan tiga kegiatan utama dalam fungsi pengorganasian, yaitu memecah tujuan organisasi menjadi beberapa actionable plan, mendelegasi tugas kepada manajer dan anggota tim, serta menetapkan wewenang antar-kelompok. Fungsi pengorganisasian dalam manajemen versi Fayol tersebut diperkuat oleh penjelasan dari George R. Terry. Ia juga setuju adanya pengelompokan pembagian tugas serta delegasi wewenang pada setiap departemen. Sebagai tambahan, Terry juga menyebutkan pentingnya alokasi sumber daya ke seluruh perusahaan supaya tiap orang memiliki tools yang tepat untuk melakukan tugasnya. 

·       3. Pengawasan (controlling): Fungsi terakhir dari manajemen yang bertujuan untuk menilai pekerjaan yang telah dilakukan oleh semua SDM yang ada di suatu perusahaan. 

        Fungsi manajemen menurut Henry Fayol juga mencakup pengarahan atau briefing. Namun, fungsi briefing tidak ditemukan pada fungsi manajemen menurut GR Terry.  Dalam fungsi pengarahan, Fayol menekankan pentingnya memberi motivasi kepada karyawan supaya lebih semangat bekerja dan mencapai tujuan bersama. Namun, pihak manajemen juga perlu membimbing dan mengarahkan karyawan supaya rencana berjalan sesuai tujuan organisasi atau perusahaan.

·         4.  Pengarahan (briefing/directing): Salah satu fungsi manajemen menurut Henry Fayol. 

        Ia langsung fokus pada fungsi penggerakan untuk mendorong seluruh anggota organisasi agar mau berusaha sebaik mungkin dalam mencapai tujuan sesuai perencanaan.  Untuk mewujudkan hal tersebut, sumber daya manusia tentu tidak bisa berjalan sendiri-sendiri sehingga dibutuhkan koordinasi. Nah, nilai koordinasi inilah yang juga termasuk dalam fungsi manajemen menurut Henry Fayol.  Menurut Fayol, koordinasi mampu menjaga supaya kegiatan organisasi terus bersinergi dan seluruh SDM yang terlibat dapat bekerja sama dengan baik. Hal ini bisa terwujud apabila didukung dengan komunikasi efektif

·         5. Koordinasi (coordination): Salah satu fungsi manajemen menurut Henry Fayol. 

        Terkait hal ini, fungsi manajemen menurut GR Terry fokus pada penentuan standar yang harus dicapai, hal-hal yang harus dilaksanakan, penilaian pelaksanaan, serta perbaikan.   Menurut Terry, fungsi pengawasan bertujuan untuk memastikan agar pelaksanaan manajemen berjalan sesuai rencana dan memenuhi standar yang berlaku. Dengan begitu, tujuan perusahaan pun dapat tercapai melalui cara yang sesuai.  Sementara itu, fungsi manajemen menurut Henry Fayol terkait pengawasan adalah untuk menilai kesesuaian aktivitas perusahaan dengan rencana yang telah ditetapkan.  Untuk itu, fungsi pengendalian manajemen harus dilakukan dengan menetapkan standar prestasi, mengukur pencapaian prestasi, membandingkannya dengan standar prestasi, serta melakukan perbaikan apabila dibutuhkan . 

Fungsi-fungsi manajemen ini disingkat dengan POAC, yaitu Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan), dan Controlling (Pengawasan).


Daftar Pustaka 

Daft L, Richard. (2018). Manajemen. Jakarta : Erlangga.

Mathis., Robert. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat

 

Minggu, 13 Oktober 2024

Penyebab Perusahaan Bangkrut

                                            Penyebab Perusahaan Bangkrut


Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan perusahaan bangkrut, namun yang paling sering terjadi karena masalah keuangan, seperti terlalu banyak utang atau menurunnya penjualan secara drastis hingga tidak bisa melakukan produksi lagi.

Berikut adalah beberapa faktor penyebab perusahaan bangkrut yang perlu diwaspadai serta dihindari oleh para pebisnis.

1. Memiliki Utang yang Berlebihan

Faktor penyebab perusahaan bangkrut yang pertama adalah utang. Memiliki terlalu banyak utang, apalagi dengan tingkat bunga yang tinggi dapat membebani perusahaan. Hal ini mengakibatkan perusahaan harus melakukan pembayaran bunga yang besar sehingga akan sangat menyusahkan perusahaan dalam mencapai keuntungan (laba) yang cukup untuk menutup utang besar tersebut.

2. Manajemen yang Buruk

Alasan perusahaan bangkrut lainnya adalah tidak adanya manajemen yang baik di dalamnya. Manajemen yang tidak kompeten dalam menyusun manajemen strategis, termasuk perencanaan keuangan, operasional, dan pengelolaan sumber daya dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian dan berujung kebangkrutan.

Sumber daya manusia (SDM) sangat penting untuk keberhasilan sebuah bisnis. Jika SDM tidak dikelola dengan baik, mereka dapat menjadi salah satu penyebab kebangkrutan. Sumber daya manusia yang kurang terampil atau tidak memiliki motivasi yang cukup dapat menghambat produktivitas dan inovasi bisnis.

3. Angka Penjualan Menurun

Suatu perusahaan maupun bisnis dapat mengalami kebangkrutan apabila terjadi penurunan yang signifikan terhadap tingkat penjualan atau pendapatannya. Hal ini dapat memengaruhi laba bersih dan membuat perusahaan kesulitan untuk mengelola operasional.

Menurunnya angka penjualan sendiri dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari persaingan bisnis, perubahan lingkungan, kurangnya promosi, tidak mau berinovasi, tidak dekat dengan pelanggan, dan lain sebagainya.

4. Ekonomi Global sedang Tidak Stabil

Selain dari masalah internal, ketidakstabilan ekonomi global juga dapat menjadi faktor penyebab perusahaan bangkrut. Ketika perekonomian global menurun, pertumbuhan ekonomi juga akan menurun, akibatnya bisnis melemah.

Pada kondisi ini, banyak orang memilih untuk menyimpan uang daripada membelanjakannya sehingga akan berdampak pada banyak industri secara tidak langsung. Contohnya bisa dilihat seperti saat pandemi COVID-19 berlangsung yang menyebabkan banyak perusahaan gulung tikar.

5. Perubahan Teknologi

Perlu kita sadari bahwa teknologi tidak pernah stagnan atau mundur, melainkan akan selalu berkembang dan semakin maju. Oleh karena itu, perusahaan tidak boleh gagap teknologi. Perusahaan yang tidak dapat mengikuti perkembangan teknologi atau beradaptasi dengan perubahan pasar bisa saja menjadi semakin tertinggal sehingga tidak sanggup bertahan dalam persaingan bisnis. Akibatnya, perusahaan mengalami kerugian besar hingga kebangkrutan.

6. Kepemimpinan yang Lemah

Berkaitan dengan hak-hal apa yang menyebabkan perusahaan bangkrut, maka kepemimpinan yang lemah juga bisa menjadi salah satu alasannya. Pemimpin perusahaan yang tidak dapat mengambil keputusan yang tepat akan mengalami kesulitan dalam menghadapi situasi krisis. Bila krisis perusahaan terus berlangsung, maka risiko kebangkrutan semakin tinggi.

7. Biaya Operasional Tinggi

Biaya operasional yang tidak terkendali adalah penyebab usaha bangkrut berikutnya, yang dapat memengaruhi profitabilitas bisnis. Ini termasuk biaya tenaga kerja yang tinggi, biaya overhead yang tinggi, dan peningkatan biaya produksi.

Jika tidak diimbangi dengan pendapatan yang lebih tinggi, maka perusahaan bisa mengalami kerugian besar, tidak dapat bertahan, hingga bangkrut.

8. Persaingan Bisnis

Persaingan bisnis bisa menjadi faktor utama penyebab perusahaan bangkrut. Inilah sebabnya sangat penting untuk memperhatikan apa yang dilakukan pesaing. Dengan munculnya pesaing baru yang lebih menarik dan menjanjikan bagi konsumen, banyak bisnis telah kehilangan pelanggan. Pelanggan yang berpindah satu per satu menyebabkan mereka kehilangan pasar dan akhirnya bangkrut.

Hal ini sebenarnya bisa dihindari dengan mengamati pergerakan pola konsumsi pelanggan serta terus melakukan inovasi untuk menyesuaikannya. Kenali peluang-peluang baru yang muncul dan manfaatkan semaksimal mungkin.

9. Perubahan Kebijakan Pemerintah

Ada banyak alasan mengapa perubahan kebijakan pemerintah dapat berdampak negatif pada bisnis, bahkan membuatnya bangkrut. Salah satu contohnya adalah kebijakan baru yang mencabut subsidi, tarif, dan aturan ekspor dan impor, serta undang-undang baru yang memberatkan perbankan dan tenaga kerja.


Daftar Pustaka 

Haholongan, Rutinaias. (2021). Pemasaran Global. Yayasan Barcode

Kotler, P., & Armstrong, G. (2016). Principles of marketing (16th ed.). Pearson Education Limited.