Minggu, 17 November 2024

Tahapan Proses Produksi Industri

                                            Tahapan Proses Produksi Industri


Tahapan proses produksi industri adalah suatu rangkaian yang dilakukan untuk menghasilkan suatu barang produksi. Dalam proses produksi, terdapat beberapa tahapan yang perlu diperhatikan

Adanya tahapan proses produksi industri ini dilakukan dengan tujuan tertentu. Salah satunya adalah menghasilkan produk berkualitas dan memperoleh keuntungan yang maksimal dari produk yang dihasilkan.


Mengenal Tahapan Proses Produksi Industri beserta Tujuannya

Mengutip buku berjudul Kewirausahaan, Dr .Ir .Ahmad Tohardi,S.Pt., M.M. ,IPM. (2021: 214), produksi dalam arti sempit didefinisikan sebagai sebagian kegiatan yang menghasilkan barang baik barang jadi maupun barang setengah jadi, bahan-bahan industry bahan suku cadang.

Sedangkan secara ekonomi, kegiatan produksi adalah kegiatan yang menyangkut usaha untuk menciptakan dan menambah kegunaan yang sudah berubah bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikannya. Dalam kegiatan produksi ini, terdapat berbagai tahapan yang perlu dilalui seorang produsen.

Dikutip dari buku berjudul Manajemen Produksi & Operasi, Abdurrozzaq Hasibuan, dkk (2023: 26), dalam proses produksi industri terdapat dapat melibatkan beberapa macam tahapan tergantung dengan jenis produksi yang diproduksi, jenis industri, atau sektor ekonomi yang terlibat.

Secara umum, berikut ini adalah beberapa tahapan proses produksi industri.

1. Tahap Perencanaan dan Perancangan

Dalam tahap ini dilakukan penyusunan rencana dan menentukan apa yang akan diproduksi, bagaimana proses produksi akan dilakukan hingga jumlah barang yang akan diproduksi.

2. Tahap Pengadaan Bahan Baku

Dalam tahap ini, perlu dilakukan pemilihan, pembelian, dan penerimaan bahan baku yang dibutuhkan untuk mendukung proses produksi suatu produk.

3. Tahapan Pengolahan

Tahap ini dilakukan untuk mengubah bahan mentah menjadi bentuk dan produk yang lebih bernilai.

4. Tahap Pengujian

Tahapan ini dilakukan untuk memastikan apakah produk sudah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan sebelum dipasarkan atau digunakan.

5. Tahap Pengendalian Kualitas

Langkah ini dilakukan untuk memastikan apakah produk telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan sehingga kecacatan atau ketidaksesuaian produksi dapat dihindari.

6. Tahap Pengemasan

Dalam tahap ini, produk diberi lapisan kemasan agar produk terlindungi dari kerusakan selama distribusi dan memberikan informasi terkait produk yang dibutuhkan konsumen.

Adanya tahapan proses produksi bertujuan untuk menambahkan nilai terhadap barang yang diproduksi sehingga produsen memperoleh keuntungan yang maksimal.

Selain itu, proses produksi dilakukan untuk menggantikan barang yang sudah tidak dapat digunakan baik itu karena rusak atau kadaluarsa.

 

Jumat, 15 November 2024

IMPROVEMENT DI INDUSTRI MANUFAKTUR

                            IMPROVEMENT DI INDUSTRI MANUFAKTUR


Peningkatan di industri manufaktur adalah upaya untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas produk, serta mengurangi biaya dan pemborosan. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan proses di industri manufaktur: 

·         Peningkatan berkelanjutan: Proses strategis untuk secara berkala mengidentifikasi, menganalisis, dan menerapkan penyempurnaan pada alur kerja dan produk. Pendekatan ini dilakukan dengan langkah-langkah kecil dan bertahap. 

·        Peningkatan berdasarkan desain: Teknik yang menyederhanakan produk sejak tahap desain agar lebih mudah dibuat. 

·     Teknologi canggih: Penggunaan software ERP untuk mengotomatiskan berbagai aktivitas dalam manajemen rantai pasokan. 

·          Peningkatan digital: Penggunaan jalur digital untuk memantau kinerja tim, mengidentifikasi sumber daya yang paling penting, dan mendapatkan data waktu nyata. 

·           Teknik perbaikan proses: Teknik seperti lean manufacturing, Kanban, Six Sigma, dan Kaizen. 

·           Metode 5S: Metode untuk mengurangi cost operasional. 

·    Agile Manufacturing: Penerapan metode Agile Manufacturing (Merespon perubahan pasar dan pelanggan secara cepat)

·     SaaS: Adopsi SaaS untuk meningkatkan efisiensi operasional . SaaS juga disebut sebagai layanan aplikasi Cloud (Software as a Service) Perangkat lunak yang dijadikan layanan online) .

Manajemen Rantai Pasok

                                                               Rantai Pasok



Rantai pasok adalah serangkaian proses bisnis yang menghubungkan berbagai pihak untuk menghasilkan, mengolah, dan mendistribusikan produk kepada konsumen. Rantai pasok mencakup berbagai langkah, seperti: Pengadaan bahan baku, Pemindahan bahan baku ke produksi, Pengangkutan produk jadi ke pusat distribusi, Penjualan produk. 

Rantai pasok melibatkan berbagai pihak, seperti:

Pemasok, Pusat manufaktur, Gudang, Pusat distribusi, Sistem transportasi, Retail outlet, Konsumen. 

Manfaat rantai pasok, antara lain: 

Mengurangi biaya operasional, Meningkatkan kepuasan pelanggan, Membantu mengelola risiko, Meningkatkan pendapatan, Pemanfaatan aset yang semakin tinggi. 

Manajemen rantai pasok adalah disiplin ilmu yang terkait dengan pengelolaan aktivitas yang melibatkan penyampaian produk dari bahan baku hingga ke tangan pelanggan. 

Rantai pasok atau rantai suplai (bahasa Inggrissupply chain) adalah sebuah sistem rangkaian kegiatan yang meliputi koordinasi, penjadwalan dan pengendalian yang terdiri atas organisasisumber daya manusia, aktivitas, informasi, dan sumber daya lainnya terhadap pengadaanproduksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa dari suatu pemasok kepada pelanggan. Badan usaha yang melaksanakan fungsi pasokan pada umumnya terdiri dari manufaktur, penyedia layanan jasa, distributor, dan saluran penjualan (seperti: pedagang eceranperdagangan elektronik, dan pelanggan (pengguna akhir). Aktivitas rantai pasok (rantai nilai dan proses siklus hidup) mengubah bahan baku dan bahan pendukung menjadi sebuah barang jadi yang dapat dikirimkan kepada pelanggan pengguna akhir. Rantai pasok menghubungkan rantai nilai.

Ada berbagai jenis model rantai pasok, yang masing-masing menghubungkan mulai dari sisi hulu hingga hilir. Tujuan utama manajemen rantai pasok adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan melalui penggunaan sumber daya yang pailng efisien, termasuk kapasitas distribusi, persediaan, dan sumber daya manusia. Beberapa perusahaan memilih untuk mengalihdayakan manajemen rantai pasok mereka dengan bekerja sama dengan penyedia jasa logistik pihak ketiga.

Supply Chain atau Rantai pasok adalah adalah serangkaian proses bisnis yang menghubungkan beberapa aktor untuk peningkatan nilai tambah bahan baku/produk dan mendistribusikannya kepada konsumen. Perlu dilihat bahwa tujuan utama rantai pasok adalah dalam hal peningkatan nilai tambah. Sehingga, setiap aktor dalam jaringan rantai pasok akan memberikan sumbangsih berupa input atau proses spesifik yang dapat meningkatkan nilai suatu produk.


Rantai pasok secara luas tidak hanya dalam hal peningkatan nilai tambah, tetapi juga untuk memenuhi permintaan konsumen, peningkatan daya saing, peningkatan keuntungan, dan membangun relasi yang baik antar aktor dalam rantai pasok (Chauhan dan Proth 2005; Yao et al. 2008). Sehingga, tidak benar jika rantai pasok hanya mementingkan pabrik atau proses produksi saja, tetapi terdapat komponen lain yang harus diperhatikan, salah satunya adalah membangun koordinasi dan kolaborasi dengan aktor lain di sepanjang rantai pasok.


Secara lebih khusus, Chopra dan Meindl (2013) mendefinisikan rantai pasok tidak hanya terbatas pada pabrik dan pemasok saja, tetapi juga perlu melihat kondisi distributor, penggudangan, retailers bahkan perlu melihat kebutuhan konsumen. Tentu konsep ini mengantarkan kita kepada ruang lingkup pembahasan rantai pasok.

Untuk memudahkan kita, ruang lingkup rantai pasok dapat dirujuk dari Ballou (2007) yang mendefinisikan ruang lingkup rantai pasok disusun atas aspek berikut: Logistic, Strategic Planning, Information Technology dan Marketing and Finance.

Rantai pasok atau supply chain adalah serangkaian proses bisnis yang menghubungkan beberapa aktor untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku atau produk dan mendistribusikannya kepada konsumen. 

Rantai pasok mencakup beberapa elemen, seperti:

Pemasok, Pusat manufaktur, Gudang, Pusat distribusi, Sistem transportasi, Retail outlet, Konsumen. Manajemen rantai pasok atau supply chain management (SCM) adalah pengelolaan seluruh alur produksi barang, informasi, atau jasa. Tujuannya adalah mengoptimalkan seluruh proses rantai pasok. 

Beberapa manfaat dari SCM, antara lain:

·      *    Kepuasan konsumen

·      *    Meningkatkan pendapatan

·      *    Menurunkan biaya

·      *    Pemanfaatan aset tinggi

·      *     Peningkatan laba

·      *     Perusahaan semakin besar  


        Daftar Pustaka

    Ballou, R. H. (2007). The evolution and future of logistics and supply chain management. European Business Review. 19(4): 332–348. doi:10.1108/09555340710760152