Membuat Produk Baru
Pembuatan
produk baru termasuk mengidentifikasi kebutuhan pasar, membuat konsep produk,
membangun peta jalan produk, dan meluncurkan produk. Tidak lupa pula untuk
mengumpulkan umpan balik dari pelanggan. Pengembangan produk baru adalah bagian
inti dari desain produk. Proses pengembangan produk baru tidak berakhir sampai
siklus hidup produk berakhir. Kita terus mengumpulkan umpan balik
pelanggan dan mengulangi versi baru dengan meningkatkan atau menambahkan fitur
baru.
Di
perusahaan mana pun, baik bisnis tahap awal atau perusahaan mapan, pengembangan
produk melibatkan kerja tim. Mulai dari peran desain, teknik, manufaktur,
pemasaran produk, dan banyak lagi. Setiap peran memainkan bagian penting dalam
proses untuk mendefinisikan, merancang, membangun, menguji, dan mengirimkan
produk.
Proses
pengembangan produk baru mengacu pada seluruh rentang kegiatan perusahaan dalam
mengkonseptualisasikan dan mewujudkan penawaran baru. Sebuah konsep
produk mungkin berasal dari pasar, di laboratorium, atau ruang kerja, atau yang
disebut fuzzy front end. Ide datang dari kebutuhan pelanggan juga. Proses
pengembangan produk baru biasanya dibagi menjadi beberapa tahap, fase, atau
langkah. Kegiatannya, mulai dari menyusun ide produk baru, meneliti,
merencanakan, merancang, membuat prototipe, dan mengujinya, sebelum
meluncurkannya ke pasar. Proses pengembangan produk baru adalah serangkaian
langkah atau tahapan spesifik yang digunakan perusahaan. Hal ini dilakukan
untuk mencapai realisasi penawaran baru dalam memenuhi kebutuhan pasar.
Hampir
setiap perusahaan mengembangkan produk atau layanan baru. Teknik pengembangan
produk berbeda secara substansial dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Hal
ini tergantung pada industri, jenis produk, dan apakah produk merupakan peningkatan
tambahan atau inovasi terobosan. Ini mungkin bentuk manajemen proses
paling berdampak yang dapat dilakukan perusahaan, selain mengelola siklus hidup
produk itu sendiri.
Tahapan dan Alur Proses Pengembangan
Produk Baru
Ada
berbagai macam versi terkait proses pengembang produk baru. Mulai dari versi 7
langkah, 8 langkah, hingga 12 langkah.
Berikut
ini adalah proses pengembangan produk baru versi 7 langkah.
1. Penyusunan Ide
Proses
pengembangan produk baru dimulai dengan pembuatan ide. Pada tahap ini, kamu
melakukan brainstorming ide yang akan membantumu memecahkan
masalah pelanggan dengan cara baru dan inovatif. Saat kamu menemukan ide
yang akan membantumu memecahkan kebutuhan pelanggan, penting untuk memiliki
pemahaman yang kuat tentang target pasar. Selain itu, kamu perlu tahu poin
kesulitan pelanggan yang ingin kamu selesaikan dan carikan solusinya.
2. Penelitian
Setelah
kamu mengembangkan ide produk, langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian
untuk menjadikan produk tersebut nyata. Ada berbagai langkah yang dapat
kamu lakukan untuk melakukan proses pengembangan produk baru ini. Pertama, kamu
bisa lakukan riset pasar untuk memahami sentimen saat ini di industri. Jika ada
celah yang cocok dengan produkmu, apakah akan ada permintaan di pasar terkait
produkmu itu? Kedua, lakukanlah analisis kompetitor. Hal ini untuk memahami
hal-hal yang dianggap kurang oleh pelanggan terhadap produk atau layanan
kompetitor. Kita dapat masukkan pengetahuan tersebut ke dalam pengembangan
produk, agar lebih sesuai dengan kebutuhan target pasar kamu. Pada tahap ini,
kita juga bisa mendapatkan umpan balik awal dari pelanggan tentang ide produk
kamu sebelum membuat definisi akhir untuk produk.
Salah
satu cara terbaik untuk mendapatkan umpan balik ini, yaitu melalui survei. Kamu
dapat dengan mudah dan cepat mengumpulkan informasi dari pelanggan yang sudah
ada. Pada tahap ini mungkin akan ada pengulangan, karena penelitianmu
dilakukan untuk memperbaiki ide orisinal.
3. Perencanaan
Tahap
ketiga, yaitu perencanaan. Pada tahap ini, kamu merumuskan ide/definisi produk
akhir berdasarkan ide dan penelitian awal, kemudian mulai membuat rencana untuk
mewujudkannya. Saat kamu menentukan produk akhir, kamu harus mulai merencanakan
apa yang kamu perlukan untuk membuatnya. Misalnya, jika membuat produk
fisik, kamu harus mencari bahan yang diperlukan atau menemukan mitra produksi
yang akan membantu dalam pembuatan. Perencanaan juga melibatkan pembuatan
strategi pemasaran yang akan membantumu memasarkan secara efektif ketika produk
selesai. Termasuk merencanakan model penetapan harga yang masuk akal
untuk produk dan memastikan pelanggan akan membayar. Penting juga untuk
mengidentifikasi tim yang akan terlibat dalam proses pengembangan produk baru
yang akan membantu membawanya ke pasar. Mulai dari tim pemasaran yang akan
mempromosikan produk, hingga kemungkinan mitra eksternal yang akan membantu
produksi.
4. Pembuatan Prototipe
Fase
pembuatan prototipe adalah ketika kamu datang dengan produk sampel yang akan
dibuat selama produksi massal. Prototipe ini sering disebut sebagai minimum
viable product (MVP), yang merupakan versi dasar produkmu. Ini
masih mirip dengan produk akhir yang akan membantumu memahami cara kerjanya dan
mengidentifikasi area apa pun yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Kamu
dapat membuat beberapa prototipe serta bolak-balik antara tahap ini dan tahap
pengujian sebelum memiliki prototipe akhir.
5. Pengujian
Sebelum
meluncurkan produk, kamu perlu mengujinya untuk memastikan produk akan
berfungsi seperti yang diiklankan dan secara efektif memenuhi kebutuhan
pelanggan. Jadi, selama tahap ini, kamu akan membagikan prototipe dengan
audiens target dan meminta umpan balik yang dapat ditindaklanjuti tentang cara
kerja produk. Pada dasarnya, produk kita digunakan dalam situasi yang mirip
dengan kasus penggunaan di dunia nyata. Jadi, kamu tahu persis apa yang
berhasil dan apa yang tidak. Terkadang, hasil pengujian mengharuskanmu
untuk kembali dan membuat perubahan pada prototipe. Setelah kamu merasa
prototipe sudah selesai dan siap untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, kamu bisa
lanjut ke proses pengembangan produk baru selanjutnya.
6. Pengembangan Produk
Tahap
ini melibatkan pembuatan produk akhir yang akan dikomersialkan setelah
selesai. Kamu bisa menggunakan wawasan yang diperoleh dari pengujian MVP
untuk membuat sentuhan akhir pada prototipe dan memulai produksi massal. Tergantung
pada jenis bisnis, kamu mungkin akan memiliki proses yang berbeda untuk
pengembangan produk. Misalnya, kamu menjalankan bisnis SaaS (software
as a service), tim pengembangan software atau pemrograman
internal akan bekerja menyelesaikan coding. Jika kamu membuat
produk fisik, kamu dapat mempekerjakan tenaga kerja untuk komponen tertentu dan
merakit produk akhir di gudang. Apa pun prosesnya, tahap perencanaan seharusnya
dapat membantu mengidentifikasi bagaimana pengembangan produk akan berjalan.
7. Komersialisasi
Tahap
akhir dari proses pengembangan produk baru, yaitu komersialisasi, di mana kamu
memperkenalkan produk ke pasar. Kamu dapat mengimplementasikan rencana
pemasaran untuk membuat audiens mengetahui produk barumu. Lakukan pula campaign yang
akan menarik mereka untuk menjadi pelanggan.Meskipun ini adalah tahap akhir,
banyak bisnis meluncurkan produk mereka dan seiring berjalannya waktu, kembali
melakukan perbaikan pada produk. Hal ini karena bisnismu mendapatkan
umpan balik pelanggan lebih banyak. Selain itu, adanya perubahan pasar yang
membuat bisnis beradaptasi untuk selalu memberikan user experience terbaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar