Minggu, 13 Oktober 2024

Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja

                            Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja

 


Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dan elemen-elemen sistem kerja, termasuk alat, peralatan, lingkungan, dan tugas. Tujuan utama ergonomi adalah memahami cara manusia berinteraksi dengan sistem kerja untuk meningkatkan produktivitas, kenyamanan, efisiensi, dan keselamatan. Perancangan sistem kerja yang baik mengintegrasikan prinsip-prinsip ergonomi agar dapat mendukung kinerja manusia. Berikut beberapa aspek penting dalam ergonomi dan perancangan sistem kerja:

1.      Analisis Ergonomi: Analisis ergonomi melibatkan pengamatan, pengukuran, dan evaluasi interaksi manusia dengan elemen-elemen sistem kerja. Ini mencakup pengukuran postur tubuh, gerakan, beban kerja fisik dan mental, serta penilaian kenyamanan dan keamanan.

2.      Perancangan Stasiun Kerja: Ergonomi digunakan dalam merancang stasiun kerja agar sesuai dengan kebutuhan fisik dan psikologis pekerja. Ini termasuk perancangan meja kerja, kursi, layar komputer, dan alat-alat kerja agar dapat disesuaikan dengan ukuran dan preferensi individu.

3.      Desain Alat dan Peralatan: Perancangan alat dan peralatan industri harus memperhatikan ergonomi untuk memastikan penggunaannya yang aman dan efisien. Ini mencakup desain pegangan yang ergonomis, pengurangan getaran, dan pengurangan kebisingan pada alat-alat berat.

4.      Lingkungan Kerja: Ergonomi juga berperan dalam merancang lingkungan kerja yang nyaman dan aman. Ini mencakup pencahayaan yang cukup, kontrol suhu yang baik, pengelolaan kebisingan, dan pengaturan ruang kerja yang sesuai.

5.      Pengaturan Tugas: Perancangan tugas dan pekerjaan harus mempertimbangkan kapasitas fisik dan mental pekerja. Ini termasuk perencanaan tugas yang sesuai dengan kemampuan manusia, rotasi pekerjaan, dan pemberian istirahat yang cukup.

6.      Antarmuka Pengguna: Ergonomi juga berhubungan dengan desain antarmuka pengguna (user interface) pada perangkat lunak dan sistem komputer. Desain yang buruk dapat menyebabkan kelelahan, kesalahan, dan stres. Antarmuka pengguna yang baik harus intuitif dan mudah digunakan.

7.      Pelatihan dan Kesadaran: Penting untuk memberikan pelatihan kepada pekerja tentang praktik-praktik kerja yang ergonomis. Kesadaran tentang pentingnya ergonomi dapat membantu mengurangi cedera kerja dan meningkatkan produktivitas.

8.      Evaluasi Risiko Ergonomi: Melakukan evaluasi risiko ergonomi secara berkala dalam lingkungan kerja adalah praktik yang baik. Ini dapat membantu mengidentifikasi potensi masalah ergonomi sebelum mereka menyebabkan cedera atau gangguan kesehatan.

9.      Perbaikan Berkelanjutan: Ergonomi adalah pendekatan berkelanjutan. Terus memantau dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan ergonomi adalah langkah yang penting dalam menjaga kinerja dan kesejahteraan pekerja.

10.  Keselamatan dan Produktivitas: Ergonomi bukan hanya tentang kenyamanan, tetapi juga tentang keselamatan dan produktivitas. Sistem kerja yang dirancang dengan baik mengurangi risiko cedera dan meningkatkan kinerja pekerja.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ergonomi dalam perancangan sistem kerja, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik, mengurangi absensi pekerja akibat cedera, dan meningkatkan produktivitas serta kepuasan pekerja. Selain itu, pemahaman yang baik tentang ergonomi juga dapat berkontribusi pada keselamatan pekerja dan peningkatan kualitas produk atau layanan yang dihasilkan.

 

Daftar Pustaka 

Tarwaka, S., (2015). Ergonomi Industri. Harapan Press: Surakarta.

Tarwaka, S., & Sudiajeng, L. (2004). Ergonomi untuk K3 dan Produktivitas. UNIBA Press: Surakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar