Kamis, 29 September 2016

PERENCANAAN JIGS & FIXTURES

Desain Ekonomi


Permintaan pada industri modern untuk produktivitas yang maksimal dengan meminimalkan kerugian adalah hal yang menantang bagi perancang alat JF. Sebagai tambahan untuk pengembangan perencanaan, efisiensi, dan ketepatan JF. Perancang alat bertanggungjawab untuk menemukan cara agar JF supaya biaya produksi tidak terlalu mahal, perancang harus paham dan mempraktekan metode desain ekonomi

Desain ekonomi merupakan metode yang digunakan perancang JF untuk mengkalkulasi biaya peralatan untuk produksi, biaya pekerja dan biaya material bahan yang bertujuan untuk menghitung keuntungan dan kerugian produksi JF setelah dipasarkan.

Aspek-aspek mendasar dalam perencanaan ekonomi JF

1.Kesederhanaan

Kesederhanaan merupakan sifat yang harus diterapkan oleh sang perancang yang berfungsi untuk penghematan waktu dan materi yang pada akhirnya membantu mengurangi biaya produksi.

2.Pemilihan Material

Pengurangan material dapat mengurangi biaya produksi dengan mengurangi beberapa operasi mesin, dimana dalam prakteknya pemilihan material seperti …

3.Komponen standar

Secara komersial tersedia Standart komponen JF dapat mengimprovisasi kualitas peralatan, standart komponen juga dapat menghemat biaya bahan, pekerja dan pengerjaan bahan. Contohnya klem, baut,mur, peletak ,dll.

4.Operasi lanjutan

Seperti penggerindaan,perlakuan panas dan beberapa proses pemesinan, seherusnya terbatas untuk peralatan yang berkerja secara efisien. Pengerindaan seharusnya dilakukan di daerah yang bersentuhan antara bagian dengan bagian atau dengan mesin. Proses hardening digunakan pada daerah seperti dudukan dan handel.

5.Toleransi dan Kelonggaran

Toleransi JF seharusnya pada rentang 20-50% dari toleransi benda, hal ini secara tidak lansgung dapat meningkatkan akuarsi peralatan JF, tetapi akan berpengaruh terhadap biaya produksi yang tinggi.

6.Desain Gambar yang Sederhana

Desain benda kerja merupakan bagian untuk menjumlahkan semua biaya produksi JF. Banyaknya gambar berpengaruh terhadap biaya produksi JF. Daftar di bawah ini menunjukan kesederhanaan dari gambar.

·Dimana secara prakteknya petunjuk seharusnya terletak pada detail gambar.

·Mengurangi beberapa pandangan/proyeksi.

·Memungkinkan untuk membuat gambar detail menggunakan simbol.

·Menggunakan standar teknik menggambar yang sudah ada.

·Gambar asembli dibuat untuk keterangan, bukan sebagai penjelas. Hati-hati untuktidak terlalu sederhana dalam menggambar, aturan dan beberapa penyederhanaan gambar tetap dapat diterima. Dengan menerapkan aturan desain ekonomi, perancang alat dapat membuat beberapa bagian, dari waktu, proses, bahan, dan pekerja. Di sini prinsip ekonomi diterapkan.



Analisis ekonomi

Perancang alat harus memenejemen dengan ide-ide (berapa harga benda kerja,berapa biaya produksi dan metode apa yang digunakan sehingga dapat berjalan lancer). Informasi ini berfungsi untuk memperkiraan biaya JF, dimana termasuk perkiraan biaya produksi dan jika gagal masih mempunyai metode yang lain.

Estimasi biaya produk dan peralatan

Paling sederhana dan langsung, untuk mentukan biaya dari desin peralatan, total biaya bahan serta biaya pekerja yang dibutuhka untuk membuat peralatan. Salah satu metode dengan membuat daftar perencanaan alat yang berisi perkiraan harga peralatan, perkiraan harga bahan dan pekerja. Harus dipertimbangkan juga jika alat produksi rusak. Langkah selanjutnya untuk memperhitungkan banyaknya benda yang diproduksi dalam satu jam, ditunjukkan oleh rumus :


Ph= 1/s


Ph = banyaknya benda yang diproduksi dalam satu jam

s = waktu yang digunakan dalam memproduksi satu benda

Estimasi biaya pekerja

Biaya pekerja merupakan biaya yang paling mahal dalam proses manufaktur, dimana dapat dihitung dengan rumus :


L = Ls X ph / w


LS = jumlah benda yang akan dikerjakan


Ph = banyaknya benda yang diproduksi dalam satu jam


W = biaya produksi tiap mesin

Estimasi biaya tiap benda

Dalam mengkalkulasi perancang harus menghitung biaya tiap benda dengan rumus :


Cp = TC + L /Ls

TC = biaya peralatan

L = biaya pekerja

LS = jumlah benda yang akan dikerjakan


Estimasi keuntungan

Dipengaruhi oleh 2 hal, yakni kondisi peralatan yang digunakan dan penggunaanalat-alat khusus, rumus 1 yang digunakan adalah :

Ts = Ls x (Cp1 - Cp2)

Jika menggunakan alat khusus dalam pembuatan komponen, rumus yang digunakan adalah :

Ts = Ls x (Cp1 - Cp2) - Tc

estimasi break-even point

Adalah perhitungan keuntungan benda per komponen.

Bp = Tc x (Cp1 - Cp2)

Analisis perbandingan

•Dengan membandingkan setiap metode perhitungan,baik kalkulasi harga peralatan dan produksi,kalkulasi biaya pekerja,kalkulasi biaya produksi per komponen,kalkulasi sisa produksi/keuntungan dan, kalkulasi break-even point


•Tujuan

Memerikan cukup informasi kepada perancang untuk membuat rekomendasi menejemen peralatan yang obyektif.

Selasa, 27 September 2016

TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR 




1. Mendeskripsikan atau membahas suatu proses dan/atau dinamika kegiatan kerja atau ;
2. Membahas suatu masalah dalam bidang terapan ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang     berlaku dalam bilang ilmu terapan tersebut.
Observasi adalah kegiatan yang terencana, terarah secara sistematika untuk memperoleh data dan informasi tentang suatu proses dan/atau dinamika kegiatan kerja.
praktek kerja adalah kegiatan yang terencana, terarah secara sistematik untuk berpartisipasi dan menjalani suatu proses dan/atau dinamika kegiatan kerja.
kegitan observasi dan/atau praktek kerja yang dilakukan dalam rangka penulisan tugas akhir ini, dapat dilaksanakan melalui study kepustakaan yang disertai dengan pengumpulan data primer dan/atau sekunder. Dengan demikian, kegiatan observasi dan/atau praktek kerja, dapat berupa :
1. Bekerja dan mengamati seluruh kegiatan di tempat praktek kerja
2. Mengumpulkan dan mempelajari bahan dan data yang ada di perusahaan/instansi tempat praktek kerja.





1.1       Pengertian Tugas Akhir (TA) dan Skripsi

Karya tulis Ilmiah adalah suatu karya untuk menghasilkan ilmu pengetahuan atau sesuatu yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan dikerjakan menurut aturan atau tata cara tertentu yang telah diakui secara luas oleh para ahli sebagai metode ilmiah (Soedjono, 1992).
Skripsi adalah suatu karya tulis ilmiah, berupa paparan tulisan hasil penelitian yang membahas suatu masalah dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bidang ilmu tersebut.
Tugas Akhir (TA) adalah hasil tertulis dari pelaksanaan suatu penelitian, yang dibuat untuk pemecahan masalah tertentu dengan menggunkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bidang ilmu tersebut.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Bina Generasi Polewali Mandar memberlakukan skripsi kepada mahasiswa setingkat strata satu (SI) untuk memperoleh gelar Sarjana dan TA kepada mahasiswa setingkat diploma tiga (D III) untuk memperoleh gelar Ahli Madya.
Penelitian adalah perwujudan atau operasionalisasi dari metode ilmiah, yaitu usaha atau kegiatan memecahkan masalaha berdasarkan langkah-langkah berfikir ilmiah.
Tujuan utama penelitian adalah pengembangan dasar pengetahuan ilmiah untuk praktek Kebidanan dan Keperawatan yang efektif dan efisien. Peneliti Kebidanan dan Keperawatan bertanggung jawab kepada masyarakat dalam hal penyediaan kualitas pelayanan dan merumuskan cara-cara untuk meningkatkan mutu layanan.
1.2       Kedudukan Tugas Akhir (TA) dan Skripsi
TA dan Skripsi mempunyai kedudukan yang sama dengan mata kuliah yang lain, tetapi berbeda bentuk, proses belajar mengajar dan cara penilaiannya. Bobot TA dan Skripsi ditentuka 4 SKS yang setara dengan kegiatan akademik setiap minggu 16-20 jam selama satu semester atau setara dengan kegiatan 400-500 jam.
TA dan Skripsi merupakan tugas akhir (final assigment) dengan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian. Penelitian yang mendasari penulisan TA dan Skripsi ini dapat berupa penelitian dasar (basic research) atau penelitian terapan (applied research) yang didasari oleh minat intlektual mahasiswa.
1.3       Tujuan Tugas Akhir (TA) dan Skripsi
Secara umum, penelitian bertujuan untuk mengembangkan ilmu dari berbagai pengetahuan yang telah ada, serta adanya fakta dan temuan-temuan baru sehingga dapat disusun sebuah teori, konsep, hukum, kaidah atau metodologi baru yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang ada.
Tujuan Khususnya adalah :
I.             Ingin membuktikan teori-teori yang sudah ada
Seiring dengan perjalanan waktu ada banyak penelitian dan teori-teori lama sehingga ingin membuktikan apakah hasil penelitian atau teori yang telah ada masih cukup releven dengan keadaan saat ini.
II.          Menemukan adanya teori-teori baru atau produk yang baru
Tujuan ini dilaksanakan karena adanya tuntutan perkembang zaman atau kebutuhan yang ada. Penemuan teori atau produk yang baru akan memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Selain produk atau teori, penemuan juga dapat berupa cara, teknik atau hasil ilmu pengetahuan lainnya yang dapat dimanfaatkan manusia untuk kehidupannya.
III.       Mengembangkan hasil penelitian yang sudah ada
Tujuan penelitian ini menitikberatkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menlalui perkembangan hasil penelitian yang sudah ada akan dapat mengembangkan apa yang sudah diteliti.

PERENCANAAN & PERANCANGAN PRODUK

       Perencanaan Produk
               
       
Desain produk merupakan hal yang sangat penting dalam bidang manufaktur. Desain produk yang baik akan dapat meningkatkan jumlah dan harga jual dari produk, sehingga dapat meningkatkan keuntungan secara optimal. Akan tetapi, desain produk yang gagal mengakibatkan produk tidak terjual di pasaran. Hal ini, akan menimbulkan kerugian tidak hanya dibidang desain saja, bidang yang lain pun akan terkena imbasnya.
Desain produk yang baik, harus memenuhi 3 (tiga) aspek penting yang sering disebut segitiga aspek produk, yaitu kualitas yang baik, biaya rendah, dan jadwal yang tepat. Selanjutnya segitiga aspek produk di atas dikembangkan menjadi suatu persyaratan dalam desain, yaitu desain harus dapat dirakit, didaur ulang, diproduksi, diperiksa hasilnya, bebas korosi, biaya rendah, serta waktu yang tepat. Untuk itu dalam mendesain suatu produk, harus memperhatikan secara detail tentang fungsi-fungsi dari produk yang didesain. Guna mengetahui secara rinci tentang fungsi produk, dapat dilakukan dengan beberapa metode pendekatan mikro (MC, MR, Equilibrium), Linier Programming/Dualitas, dan Manajemen Keuangan (BEP).

Tuujuan perencanaan  & Pengembangan produk sebagai berikut:
1.            Untuk mengetahui perencanaan pengembangan produk.
2.            Untuk mengetahui proses perancangan produk.
3.      Untuk mengetahui strategi pengenalan dan pengembangan prod
Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan apabila produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk atau perbaikan, distribusi, perubahan harga dan promosi.
Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian manufaktur, atau bagian desain saja, melainkan merupakan tanggung jawab yang melibatkan banyak fungsi yang ada di perusahaan. Metode pengembangan produk berdasarkan kepada permintaan atau persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer adalah metode yang cukup baik, karena dengan berbasis keinginan customer maka kemungkinan produk tersebut tidak diterima oleh customer menjadi lebih kecil.
Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung.

Terdapat  5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
1.  Kualitas Produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar  dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.
2.  Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
3.            Waktu Pengembangan Produk
Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi,
menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.
4.  Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5.  Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.

Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.
Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap - tiap elemen suatu produk mempunyai fungsi - fungsi sendiri. Diantara fungsi - fungsi satu dengan yang lain terkadang ada saling terkait, sehingga suatu fungsi komponen akan menentukan fungsi komponen lainnya.
Secara umum penentuan fungsi produk dapat dicari dengan dua langkah, yaitu :
Ø  Identifikasi dan penyusunan fungsi produk.
Ø  Pengelompokan fungsi produk.
Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input menjadi sekumpulan output. Proses Pengembangan produk adalah langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan di mana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang, dan mengkomersialkan suatu produk.

B    PERANCANGAN PRODUK
Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Untuk membuat sebuah produk biasanya kita akan melewati tahap-tahap sebagai berikut:
1. Market Research dan Feasibility Study Market Research
dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari market research ini bisa didapatkan produk seperti apa yang konsumen butuhkan atau inginkan.
2. Brainstorming
Brainstorming, atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai curah pendapat, adalah proses mengumpulkan ide-ide untuk mencari solusi/jalan keluar dari masalah yang didiskusikan. Dari proses berdiskusi ini akan didapatkan garis besar barang yang akan dibuat, cara kerja, komponen yang akan dipakai, dan lain sebagainya. Misalnya kita ingin membuat mesin penghisap debu, akan terbayang untuk membuatnya dibutuhkan motor, chasing/wadah, filter/saringan, hose/pipa, mulut pipa dan sebagainya.
3. Menentukan Tujuan dan Batasan Produk
Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak berlebihan dalam merancang produk tersebut yang akan berakibat mahalnya harga jual ke konsumen. Konsumen tentu saja menginginkan nilai tambah yang ditawarkan dalam produk tersebut sepadan dengan biaya yang dikeluarkannya (reasonable price). Tentu saja market research diperlukan untuk mengetahui selera pasar. Dari menentukan tujuan dan batasan ini kita memperoleh spesifikasi komponen-komponen dan material apa saja yang akan dipakai.


4.            Menggambar Produk
            Dengan menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi komponen-komponen yang sudah ditentukan dalam tahap-2 di atas, kita akan mendapatkan ilustrasi produk jadi. Produk bisa digambar dalam 2 dimensi atau 3 dimensi, biasanya gambar 3 dimensi lebih mudah dimengerti oleh sebagian besar orang. Merancang produk dalam 3 dimensi bisa dilakukan dengan menggunakan software SolidWorks, Inventor, Catia dll.
5.            Review Produk
            Produk review dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada rancangan yang sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi dengan melihat gambar produk biasanya lebih mudah berkembang daripada hanya membayangkannya saja. Pada tahap ini kembali dilakukan brainstorming untuk mendapatkan hasil yang optimal dan meminimalisir masalah yang akan timbul ketika produksi masal nanti. Pada tahap ini pula biasanya produk yang sedang dirancang perlu dibenahi disana-sini.
6.            Membuat Prototype/Sample
Sample barang yang akan diproduksi masal bisa dibuat dengan berbagai cara. Untuk produk-produk dari resin bisa dimodelkan dengan mesin rapid prototyping, desain body mobil yang stylish bisa dimodelkan dengan tanah liat khusus, kardus pembungkus produk bisa dibuat dengan tangan. Untuk produk-produk yang sudah umum tidak perlu sampai membuat sample barangnya (produk-produk dari besi), namun memerlukan ketelitian dalam menggambar dan tidak boleh ada kesalahan gambar yang bisa berakibat fatal: barang reject.
7.            Uji Coba
            Sebelum dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita buat ini benar-benar handal atau tidak. Ada yang mengujinya berdasarkan waktu, ditekan, dijatuhkan, dan lain-lain. Produsen telepon seluler seperti nokia memiliki mesin khusus untuk menguji ponsel-ponsel buatan mereka supaya tahan terhadap bantingan. Jika ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan tentu saja produk tersebut perlu didesain ulang (kembali ke tahap 3). Hal-hal yang memuaskan tentu saja harus dilihat dari sudut pandang konsumen, bukan produsen. Begitulah produsen-produsen besar saat ini mengkaji terus menerus produk mereka agar nama produk yang mereka buat tetap terjaga.
8.            Poduksi Masal
            Dalam produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak sampai menerima barang yang rusak.
9.            Garansi
            Garansi adalah layanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan yang membuat produk tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada kerusakan pada barang tersebut. Banyak konsumen yang lebih memilih membayar agak lebih mahal untuk mendapatkan garansi dan ketenangan dalam pemakaian produk.

C. JUMLAH PRODUK YANG AKAN DI PRODUKSI

1.      Pendekatan Mikro

Biaya marjinal (MC) adalah satu faktor pada perubahan biaya variable rata rata(AVC) dan otomaits biaya total rata rata (AC) ikut berubah, contoh bila nilai MC lebih kecil dari AC, maka nilai AC juga akan turun, sebaliknya bila nilai MC lebih besar dari nilai AC, maka nilai AC juga ikut naik.

Bila kondisi perusahaan MR = MC (pendapatan  marjinal  =  biaya marjinal), ini merupakan satu faktor perusahaan memperoleh keuntungan maksimal.

Penerimaan Marginal (Marginal Revenue)

Marginal Revenue merupakan Tambahan penerimaan yang diperoleh sebagai hasil dari penjualan satu unit produk lagi.

Analisi Keseimbangan Umum (general equilibrium analysis)
Analisis Keseimbangan Umum, membahas hubungan antara pasar yang satu dengan pasar yang lainnya,khususnya antara pasar barang dan pasar faktor sebagai satu keseluruhan(general). karena kenyataannya harga dipasar yang satu ikut mempengaruhi harga di pasar-pasar yang lain, baik dalam jangka panjang maupun pendek. setiap perubahan permintaan atau penawaran di pasar yag satu berkaitan dengan dan ikut mempengaruhi permintaan dan penawaran di pasar yang lain.

2.      Linear programming (LP)
atau pemrograman linear (PL) adalah suatu pendekatan matematis untuk menyelesaikan suatu permasalahan agar didapatkan hasil yang optimal.Permasalahan yang sering diselesaikan dengan Linear Programming adalah dalam pengalokasian factor-faktor produksi yang terbatas jumlahnya terhadap berbagai kemungkinan produksi sehingga didapatkan manfaat yang optimal (maksimal dan minimal).Sasaran maksimal, misalnya secara efisien sehingga manfaat yang ingin dicapai (jumlah produksi/nilai penjualan/laba, dan lain-lain) menjadi maksimal. Sasaran minimal misalnya, bagaimana mencari kombinasi produksi agar penggunaan faktor-faktor produksi minimal tetapi manfaat yang dicapai (dari kombinasi produksi) tidak lebih rendah dari angka yang diinginkan ( Tarigan, 2005).


3.      Munawir (1986) menyatakan bahwa analisa break even point merupakan suatu analisa yang ditujukan untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian (keuntungan=0). Melalui analisa BEP dapat dibuat perencanaan penjualan, sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak mengalami kerugian.

Analisis break even point digunakan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:
1.       Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus dibuat.
2.        Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan atau dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut.
3.        Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP.
4.        Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi.




5.       Siklus hidup produk (bahasa Inggris: Product life cycle) adalah siklus hidup suatu produk/organisasi dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari peluncuran awal (soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari target awal, lalu mulai berjuang dan berkompetisi dengan produk-produk yang sejenis, hingga melewati persaingan dan kompetisi produk memiliki tingkat penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar.

Sepanjang umur suatu produk, perusahaan biasanya memformulasikan kembali strategi pemasarannya beberapa kali. Tidak hanya kondisi ekonomi berubah, dan pesaing melancarkan

serangan baru namun, tambahan lagi produk itu melewati tahap baru dari minat dan persyaratan pembeli. Kosekuensinya, perusahaan harus merencanakan strategi pengganti

yang tepat untuk tiap tahap dalam siklus hidup produk tersebut. Perusahaan berharap memperpanjang umur dan profitabilitas produk walaupun tahu bahwa produk tersebut tidak akan bertahan selamanya. PLC (Product life Cycle) atau siklus hidup produk merupakan konsep penting dalam pemasaran yang memberikan pemahaman tentang dinamika suatu produk yang kompetitif.

Dalam konteks organisasi siklus hidup suatu organisasi menjadi organisasi yang dihargai dan memiliki kredibilitas yang tinggi. Siklus hidup produk menggambarkan tahap-tahap yang berbeda dalam sejarah penjualan suatu produk. Tahap-tahap ini berhubungan dengan kesempatan dan masalah yang berbeda mengenai strategi pemasaran dan laba potensial.

Dengan mengidentifikasitahap-tahap yang berbeda dengan tantangan yang berbeda tahap suatu produk berada, atau tahap yang akan dicapai , perusahaan dapat memformulasikan encana pemasaran dengan lebih baik. Mengatakan suatu produk memiliki siklus hidup adalah menegaskan empat hal :

1. Produk memiliki umur terbatas

2. Penjualan produk melewati tahap-tahap yang berbeda, dengan tantangan yang berbeda bagi penjual.

3. Laba naik turun pada tahap yang berbeda dalam siklus hidup produk

4. Produk membutuhkan strategi pemasaran, keuangan, produksi, pembelian dan personel yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidup mereka.


Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu :

1. Tahap perkenalan (introduction).

pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.

2. Tahap pertumbuhan (growth).

Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.

3. Tahap kedewasaan (maturity)

Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.

4. Tahap kemunduran (decline)

Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun.Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas' Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:

a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).

b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksiny a agar lebih efisien.

c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.

d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.

e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.

Untuk memperpanjang siklus hidup produk dapat dilakukan upaya-upaya seperti: mendidik pasar, beriklan, menjaganya dengan penjualan dsb. Ada juga istilah daur ulang siklus produk yang diterapkan untuk menarik proyek dari penurunan dengan memperbaiki atau dengan perubahan lainnya, seperti pengemasan ulang dan pemotongan harga.


6. Strategi Pengenalan Dan Pengembangan Produk Baru

Hampir tidak ada perusahaan yang dapat luput dari pengaruh kemajuan teknologi dan munculnya produk-produk baru. Cepat atau lambat, hampir semua produk yang ada sekarang akan hilang dari pasar dan digantikan dengan produk-produk lain sehingga pertumbuhan dan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang akan tergantung dari kebijaksanaan produk yang didefinisikannya. Dalam kondisi saat ini, dimana perkembangan pasar sangat dinamis dan penuh persaingan, perusahaan akan sulit mempertahankan eksistensinya jika hanya bertahan pada produknya yang sekarang. Oleh karena itu, pengembangan produk baru merupakan suatu hal yang penting bagi perusahaan. Pengembangan tersebut meliputi pembuatan produk yang baru atau penyempurnaan dari produk yang sudah ada.

Proses pengembangan produk baru juga disertai dengan berbagai resiko kegagalan. Untuk memperkecil resiko kegagalan, produk baru perlu dibuat berdasarkan konsep produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen serta dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen. Dalam tulisan ini akan dijelaskan konsep-konsep dan tahapan yang diperlukan dalam pengembangan produk jasa baru pada operator telekomunikasi masa kini. Konsep - konsep yang dijelaskan disini bukan hanya bisa diterapkan bagi operator telekomunikasi saja, tapi juga dapat berlaku bagi perusahaan secara umum.

Transformasi dari Invention menuju Innovation

Pengembangan produk atau jasa akan melalui suatu tahap yang dikenal dengan Invention. Inventionadalah proses menemukan suatu teknologi dari tidak ada menjadi ada. Sedangkan Innovation adalah proses pembaharuan dari invention. Innovation melibatkan peluang yang ada di pasar dengan penemuan teknologi dan pengetahuan tentang teknologi baru. Sebagai contoh, temuan teknologibluetooth, yang memungkinkan pertukaran data melalui koneksi wireless dengan daerah jangkauan sekitar 150 meter, saat ini telah diintegrasikan
dalam media telepon selular (handphone), sehingga para pengguna handphone dapat lebih mudah saling bertukar data.

Contoh lain adalah inovasi pada perusahaan minuman ringan Coca-cola dimana inovasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia semakin besar dan dikenal luas. Melalui riset dan pengembangan (Research  &  Development), Coca-Cola terus berinovasi untuk menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas tersendiri. Pada tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea, teh dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati yang khas. Pada tahun 2003, Fanta menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut "Fanta Oranggo", setelah pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas. Dengan inovasi, Coca-Cola yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia. Pada proses inovasi ini, khususnya pada tahap inisiasi perlu dipertimbangkan bahwa inovasi yang dihasilkan dapat diterima oleh perusahaan maupun masyarakat. Jelas bahwa inovasi sangat diperlukan dalam pengembangan produk baru untuk memunculkan ide dan kreatifitas munculnya produk atau jasa baru yang dapat dimanfaatkan oleh para konsumennya.

Peran Unit R&D

Hasil inovasi yang lahir dari suatu perusahaan akan ditindaklanjuti dengan proses pengembangan produk atau jasa baru. Untuk itu perlu unit khusus yang menangani proses ini yaitu Unit R&D,Research&Development. Unit ini akan melakukan riset penelitian dari hasil inovasi untuk kemudian dikembangkan menjadi suatu produk atau jasa baru yang akan dilempar ke pasaran. Perusahaan yang sudah mapan biasanya mengalokasikan resourcesnya sekitar 5-10 % dari sales pada aktivitas R&D.Basic  Research menuju kepada terciptanya invention,
sedangkan Product  Development danengineering menuju kepada terciptanya Innovation.

Ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan bagi unit R&D dalam usahanya menerapkan formulasi strategi, yaitu :
a) Kompetensi Teknis
b) Kebutuhan Pasar
c) Corporate Interest

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa kompetensi teknis dari researcher diperlukan untuk melahirkan produk jasa yang berkualitas. Di lain pihak produk jasa yang dikembangkan juga harus memperhatikan kebutuhan pasar (memiliki commertial  value) maupun kepentingan perusahaan, keduanya harus sejalan. Untuk itu diperlukan upaya untuk mencari apa yang dibutuhkan oleh pasar dan mencari invent-to-order bagi produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Fungsi Riset Bisnis perlu ditambahkan sebagai suatu sub unit dalam Unit R&D untuk menunjang keberhasilan suatu produk atau jasa baru agar sukses di pasaran. Sebagai contoh, TELKOM R&D Center telah melakukan restrukturisasi organisasi pada akhir tahun 2006 dan melahirkan satu bidang baru yaitu Bidang Research of Business. Bidang RoB tersebut meliputi 4 laboratorium dengan masing-masing fungsinya sebagai berikut :

1. Business Strategy, melaksanakan riset dan pengembangan bisnis
2. Business Performance, melakukan evaluasi dan identifikasi performansi bisnis
3. Business  Competitiveness,  menyediakan data pasar, pelanggan dan kompetitor yang kompetitif
4. Industrial  Partnership,  melakukan pengembangan hubungan kemitraan yang strategis dengan institusi yang relevan.

Inovasi Technology Push VS Need Pull

Pada tahap eksplorasi ada 3 pola proses pengenalan dan pengembangan produk/jasa baru yaitu :

1.      Menarik Pasar (Need
Menurut pandangan ini, Anda harus membuat apa yang dapat dijual. Produk baru ditentukan oleh pasar berdasarkan kebutuhan pelanggan. Jenis produk baru ditentukan melalui penelitian pasar & umpan balik pelanggan, dgn sedikit perhatian terhadap teknologi. Need Pull akan menuju pada terbentuknya incremental innovation.

2.      Mendorong Teknologi (Technology Push)
Pandangan ini menyarankan Anda harus menjual apa yang dapat anda buat. Produk baru diperoleh dari teknologi produksi, penggunaan teknologi yang canggih dan kemudahan operasi, dengan sedikit perhatian terhadap pasar. Dengan kata lain suatu produk atau teknologi baru didorong atau dijual ke pasar (potential customer) yang tidak meminta atau mengetahui perihal produk atau teknologi baru tersebut. Technolgy Push akan menuju kepada radical innovation.

3.      Antar fungsional (Interfunctional)
Produk baru memerlukan kerjasama diantara pemasaran, operasi, keterampilan teknik, dan fungsi lainnya sehingga menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan penggunaan teknologi yang memberikan manfaat terbaik. Untuk kesuksesan inovasi produk atau jasa baru diperlukan kombinasi dari kedua model pertama yaitu proses technical-linking dan need-linking. Selain itu ada tiga elemen yang menjadi konsideran dalam menciptakan peluang bisnis baru yaitu : relevant problem, technology sources dan market demand.

Lead User Research

Lead User research adalah salah satu metodologi yang diyakini dapat memberikan kunci sukses bagi terobosan produk/jasa baru. Dasar pemikiran metodologi ini adalah adanya Lead User yaitu spesifik konsumen/individual yang memiliki pengalaman kebutuhan lebih dahulu/mendahului dari konsumen/individual yang lain. Dengan melibatkan team khusus yang terdiri dari para expert pada kelompok lead user ini, maka akan didapatkan suatu temuan inovasi yang sangat berharga.

Beberapa contoh peran serta lead user dalam suatu terobosan inovasi baru antara lain :
- Protein untuk hair  conditioner ditemukan oleh seorang wanita di tahun 1950 yang mempunyai ramuan tradisional yang terdiri dari bir atau telur untuk tubuh agar lebih bersinar.
Melalui metodologi Lead user ini akan didapatkan beberapa manfaat sebagai berikut :

1. Memperoleh akses informasi yang lebih kaya dan reliable melalui kebutuhan customer yang dapat diperoleh melalui traditional  market  research. Metode Lead  User melengkapi kebutuhan untuktraditional market research bukan menggantikan.

1.      Pengembangan konsep produk/jasa yang lebih baik karena berasal dari data konsumen yang lebih baik.

3. Akselerasi proses pengembangan produk/jasa.

Tahapan Metodologi Lead User Research
Ada empat tahapan yang harus dilakukan dalam Lead User Research, yaitu :

Stage 1: Project Planning (4-6 minggu)
*      Membuat master plan
*      Mempelajari current market place
*      Merumuskan fokus projek

Stage 2: Trends/Needs Identification (5-6 minggu)
*      Melakukan studi literatur
*      Melakukan Interview kepada top expert.
*      Analisa data, dan menentukan kebutuhan yang lebih mengerucut

Stage 3: Preliminary Concept Generation (5-6 minggu)
*      Interview lead user dan expert
*      Pengumpulan data untuk bisnis case
*      Mendefinisikan kebutuhan produk/jasa baru (buat draft konsep)

Stage 4: Final Concept Development (5-6 minggu)
*      Perencanaan Workshop Lead user
*      Mengundang partisipan
*      Pelaksanaan workshop > perbaikan konsep dengan melibatkan lead user/expert
*      Finalisasi konsep


8. Contoh Kasus dengan menggunakan Break Event Point:

Fixed Cost suatu Toko Sepatu MDA: Rp. 500.000,- Variable Cost Rp. 10.000,-/unit. Harga jual Rp. 20.000,-/unit.

Maka BEP per unitnya adalah

 BEP      =       Fixed Cost
                          Harga Jual – Variabel Cost

            BEP     =            Rp.500.000
                                20.000 – 10.000
                        = 50 unit

Artinya perusahaan perlu menjual 50 unit sepasang sepatu agar terjadi break even point. Pada pejualan unit ke 51, maka took itu mulai memperoleh keuntungan.