SISTEM PRODUKSI DAN OPERASI
Manajemen produksi dan operasi merupakan manajemen dari suatu sistem
informasi yang mengkonversikan masukan (inputs) menjadi keluaran
(outputs)yang berupa barang atau jasa. Hal ini berkaitan dengan
pelaksanaan fungsi produksi dan operasi memerlukan serangkaian kegiatan
yang merupakan suatu sistem. Sistem produksi mempunyai unsur-unsur yaitu
masukan, pentransformasian dan keluaran. Sedang produksi dan operasi
merupakan suatu sistem untuk meyediakan barang-barang dan jasa-jasa yang
dibutuhkan dan akan dikombinasi oleh anggota masyarakat.
Yang dimaksud dengan sistem adalah merupakan suatu rangkaian
unsur-unsur yang saling terkait dan dan tergantung serta saling
pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang lainnya, yang keseluruhannya
merupakan suatu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan bagi pencapaian suatu
tujuan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem produksi dan
operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara
terpadu, menyatu dan menyeluruh dalam pentransformasian masukan menjadi
keluaran.
Sistem produksi tidak hanya terdapat pada industri manufaktur, tetapi
juga dalam industri jasa seperti perbankan, asuransi, pasar swalayan
dan rumah sakit. Sistem produksi dan operasi dalam industri jasa
menggunakan bauran yang berbeda dari masukan yang dipergunakan dalam
industri manufaktur.
Sebagai contoh suatu perusahaan telekomunikasi dalam pengoperasiannya
membutuhkan modal untuk suku cadang dan komponen elektronik serta
peralatan yang terdapat dalam suatu bangunan, disamping peralatan
transmissi suara melalui sistem kabel, menara microwave, station,
computers dan operator telepon. Contoh sistem Produksi dan Operasi
adalah sebagai berikut :
Sistem produksi mempunyai masukan yang dapat berupa, bahan baku,
komponen atau bagian dari produk, barang setengah jadi,
formulir-formulir, para pemesan atau langganan dari para pasien.
Keluaran dari sistem produksi dapat berupa barang jadi, barang setengah
jadi, bahan-bahan kimia, pelayanan kepada pembeli dan pasien,
formulir-formulir yang telah selesai diisi dan diproses.
Sistem produksi yang sering dipergunakan dapat dibedakan atas 2 macam yaitu :
1. Proses produksi yang kontinue (continuous process) – dimana
peralatan produksi yang digunakan disusun dan diatur dengan
memperhatikan urut-urutan kegiatan atau routing dalam menghasilkan
produk tersebut, serta arus bahan dalam proses telah distandardisir.
2. Proses produksi yang terputus-putus (intermitten process) – dimana
kegiatan produksi dilakukan tidak standar, tetapi didasarkan produk
yang dikerjakan, sehingga peralatan produksi yang digunakan disusun dan
diatur yang dapat bersifat lebih luwes ( flexible ) untuk dapat
dipergunakan bagi menghasilkan berbagai produk dan berbagai ukuran.
3. Proses produksi yang bersifat proyek – dimana kegiatan produksi
dilakukan pada tempat dan waktu yang berbeda-beda, sehingga peralatan
produksi yang digunakan ditempatkan di tempat atau lokasi dimana proyek
tersebut dilaksanakan dan pada saat yang direncanakan.
Setiap sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil, sehingga dalam
perusahaan sebagai suatu organisasi, sistem pengorganisasiannya terdiri
dari beberapa subsistem, yang merupakan subsistem fungsional.
Ada 3 macam subsistem dalam perusahaan yang dapat dibedakan yaitu :
1. Sistem Perumusan Kebijaksanaan (Policy Formulating System) –
Fungsinya adalah menyelarakan kebijaksanaan organisasi perusahaan yang
mendasar dan menyeluruh dengan memproses dan mengolahserta menganalisis
informasi yang mencerminkan keadaan perusahaan dan lingkungan sekarang
ini , keadaan di masa depan bagi pencapaian tujuan dan sasaran
perusahaan jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Sistem Pengendalian Umum (General Control System) – Fungsi
utamanya adalah mengubah dan mentransformasikan informasi untuk dasar
pengukuran, pengevaluasian dan pemantauan terhadap keberhasilan
pelaksanaan kebijakan, strategi dan program perencanaan serta sekaligus
memberikan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk perbaikan atau koreksi
agar tujuan dan sasaran yang direncanakan dapat tercapai.
3. Sistem Pengorganisasian Antara (Intermediate Organisasi System) –
Fungsinya adalah untuk memberikan dukungan pelayanan yang dibutuhkan
oleh subsistem yang terdapat dalam organisasi perusahaan atau sekaligus
mendukung sistem organisasi perusahaan. Dukungan pelayanan yang tekait
dengan fungsi dari sistem ini termasuk pengendalian, pelimpahan
wewenang, penyampaian saran dan keputusan serta dukungan pelayanan
lainnya.
Pentransformasian informasi dalam sistem produksi dan operasi dapat
dilakukan dengan menggunakan model-model matematis, terutama guna
menggambarkan dan memprediksi hubungan fungsi-fungsi yang ada dalam
sistem produksi dan operasi. Sebagai contoh penggunaan model-model
matematis dalam sistem produksi dan operasi terdapat dalam pemecahan
optimisasi produksi, optimisasi biaya produksi, optimisasi persediaan,
optimisasi keseimbangan kapasitas dan lain-lain. Model-model yang
digunakan sangat bermanfaat bagi penganalisisan dalam pemecahan masalah
dan
pengambilan keputusan.
Proses Produksi
Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah
proses produksi. Sebelum membahas proses produksi, ada baiknya kita
perlu mengetahui arti dari proses dan produksi.
Proses adalah cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya
sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah
untuk memperoleh suatu hasil. Sedangkan produksi adalah kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Jadi proses
produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana)
yang ada.
Jenis-jenis proses produksi itu sangatlah banyak. Tetapi yang umum terdapat 2 jenis proses produksi yaitu :
1. Proses produksi terus-menerus (continuous processes) adalah suatu
proses produksi yang mempunyai pola atau urutan yang selalu sama dalam
pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan.
2. Proses produksi terputus-putus (intermitten processes) adalah
suatu proses produksi dimana arus proses yang ada dalam perusahaan tidak
selalu sama.
Ciri-ciri proses produksi terus-menerus adalah :
1. Produksi dalam jumlah besar (produksi massa), variasi produk sangat kecil dan sudah distandardisir.
2. Menggunakan product lay out atau departementation by product.
3. Mesin bersifat khusus (special purpose machines)
4. Operator tidak mempunyai keahlian/skill yang tinggi.
5. Salah satu mesin /peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi terhenti.
6. Tenaga kerja sedikit
7. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses kecil
8. Dibutuhkan maintenance specialist yang berpengetahuan dan pengalaman yang banyak
9. Pemindahan bahan dengan peralatan handling yang fixed ( fixed path equipment ) menggunakan ban berjalan ( conveyor ).
Kebaikan proses produksi terus-menerus adalah :
1. Biaya per unit rendahbila produk dalam volume yang besar dan distandardisir.
2. Pemborosan dapat diperkecil, karena menggunakan tenga mesin.
3. Biaya tenaga kerja rendah.
4. Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah karena jaraknya lebih pendek.
Sedangkan kekurangan proses produksi terus-menerus adalah :
1. Terdapat kesulitan dalam perubahan produk.
2. Proses produksi mudah terhenti, yang menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi
3. Terdapat kesulitan menghadapi perubahan tingkat permintaan.
Ciri-ciri proses produksi yang terputus-putus adalah :
1. Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil, variasi sangat besar dan berdasarkan pesanan.
2. Menggunakan process lay out (departementation by equipment).
3. Menggunakan mesin-mesin bersifat umum (general purpose machines) dan kurang otomatis.
4. Operator mempunyai keahlian yang tinggi.
5. Proses produksi tidak mudah berhenti walaupun terjadi kerusakan di salah satu mesin.
6. Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar.
7. Persediaan bahan mentah tinggi
8. Pemindahan bahan dengan peralatan handling yang flexible (varied
path equipment) menggunakan tenaga manusia seperti kereta dorong
(forklift).
9. Membutuhkan tempat yang besar.
Kelebihan proses produksi terputus-putus adalah :
1. Flexibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk yang berhubungan dengan,
– process lay out
– mesin bersifat umum (general purpose machines)
– sistem pemindahan menggunakan tenaga manusia.
2. Diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin yang bersifat umum.
3. Proses produksi tidak mudah terhenti, walaupun ada kerusakan di salah satu mesin.
Sedangkan kekurangan proses produksi terputus-putus adalah :
1. Dibutuhkan scheduling, routing yang banyak karena produk berbeda tergantung pemesan.
2. Pengawasan produksi sangat sukar dilakukan.
3. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses cukup besar.
4. Biaya tenaga kerja dan pemindahan bahan sangat tinggi, karena menggunakan tenaga kerja yang banyak dan mempunyai tenaga ahli.
Daftar pustaka
1. Ahyari, Agus , 1987, Manajemen Produksi I ( Mana 4336 ),
Universitas Terbuka
2. Assauri , Sofyan, Manajemen Produksi dan Operasi, Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
3. Handoko, T Hani, 1991, Dasar- dasar Manajemen Produksi
dan Operasi, Edisi 1, BPFE Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar